PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN DAN
PENERAPAN KANDUNGAN KLOROFIL
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
KELOMPOK 3
1.
Akmaniyah (151510501201)
2.
Mohammahd Eno (151510501143)
3.
Nasriyah Hidayatus S (151510501129)
4.
Maisa Yusniatun (151510501137)
5.
Wildatul Munawarah (151510501185)
6.
Riza Kusumastutik (151510501155)
7.
Fatimatus Zahra (151510501162)
8.
Siti Rahayu (151510501192)
9.
Iva Indrianingsyas (151510501159)
10.
Nur Halimah (151510501160)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
F A K U L T A S P E R T A
N I A N
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
merupakan organisme yang mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan. Tanaman
bersifat autotrof yaitu dapat menghasilkan makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis dengan cahaya matahari dan menghasilkan fotosintrat serta oksigen
yang berguna bagi manusia. Proses fotosintesis terjadi pada kloroplas sel-sel
mesofil daun yang mengandung pigmen klorofil. Tanaman memiliki beberapa pigmen
yang akan memberikan warna yang bervarietas pada tanaman terutama tanaman
buah-buahan dan sayuran. Sebuah warna dapat dihasilkan karena adanya kemampuan
ikatan kimia suatu pigmen untuk menyeleksi gelombang cahaya yang diserap dan
dipantulkan.
Pigmen
dalam tanaman memiliki jenis dan fungsi yang berbeda-beda dalam memberikan
warna. Pigmen-pigmen penting yang terdapat pada tanaman diantaranya adalah klorofil,
karotenoid, dan antosianin. Masing-masing pigmen tersebut memiliki sifat yang
berbeda-beda. Kandungan pigmen klorofil, karotenoid, dan antosianin antar spesies
tanaman tidak dalam jumlah yang sama. Hal ini yang menyebabkan perbedaan warna
pada tanaman baik pada daun, buah, bunga maupun bagian tanaman lainnya.
Klorofil merupakan pigmen yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah
satu molekul yang memiliki peran utama dalam fotosintesis. Pigmen ini
menghasilkan warna hijau pada daun tanaman maupun pada bagian tanaman lainnya. Klorofil ini akan menyerap energi dari matahari untuk memfasilitasi
berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Klorofil sangat
berperan dalam fungsi metabolisme seperti pertumbuhan dan respirasi tumbuhan.
Klorofil terdapat pada semua organisme yang bersifat autotrof.
Karotenoid
merupakan pigmen organik yang dapat ditemukan dalam kromoplas yang tidak
memiliki klorofil atau hanya terdapat sedikit klorofil. Karotenoid menyerap
cahaya biru dan memantulkanwarna-warna yang memiliki panjang gelombang besar
seperti merah, oranye dan kuning. Karotenoid memiliki peranan dalam proses
fisiologi tanaman yaitu sebagai zat antioksidan dan beberapa karotenoid dapat
diubah menjadi vitamin asensial. Karotenoid memiliki dua fungsi utama pada
tumbuhan yaitu untuk menyerap energi cahaya untuk kebutuhan fotosintesis dan
untuk melindungi klorofil dari kerusakan akibat cahaya.
Antosianin
merupakan pigmen yang memberikan warna merah keunguan pada sayuran, buah-buahan,
daun, dan tanaman bunga. Antosianin biasanya dapat ditemukan pada bagian
epidermis dan sel mesofil. Antosianin merupakan senyawa polar sehingga dapat
diekstrasi dengan pelarut polar seperti air, etanol dan metanol. Antosianin
termasuk golongan senyawa flavonoid yang bermanfaat sebagai sumber antioksidan
bagi kesehatan. Pigmen-pigmen dalam tumbuhan tersebut memiliki sifat-sifat dan
peran yang berbeda-beda. Klorofil memiliki peran penting dalam proses
fotosintesis, karotenoid berperan dalam penangkapan cahaya, pelindungan
klorofil dan sebagai antioksidan sedangkan antosianin juga berperan sebagai
antioksidan sehingga menjadi sangat penting dalam mempelajari pigmen-pigmen
dalam tanaman beserta sifat-sifatnya.
1.2 Tujuan
Mengetahui bagaimana
pigmen warna dalam daun serta mempelajari sifat-sifatnya.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pigmen fotosintetik merupakan zat yang memiliki struktur
kimia yang sangat berbeda antar pigmen. Pigmen tersebut dapat tersedia dalam
bentuk pigmen porfirin (klorofil a, b dan c), karotenoid, antosianin dan
flavones. Kandungan pigmen daun bervariasi tergantung pada spesies tanaman.
Variasi dalam pigmen daun dipengaruhi oleh faktor internal dan kondisi
lingkungan disekitarnya (Sumanta et.al.,
2014).
Menurut Mulyani (2006), pigmen-pigmen dalam tumbuhan
dapat ditemukan pada plastida dan vakuola. Tumbuhan memiliki bermacam-macam
pigmen diantaranya adalah klorofil dan karitenoid. Klorofil terdapat pada
kloroplas sedangkan karotenoid terdapat pada kromoplas. Kromoplas mengandung
sedikit klorofil atau bahkan tidak terdapat klorofil sama sekali. Terdapat beberapa
pigmen lain dalam tumbuhan selain klorofil dan karotenoid yaitu dari kelompok
flavonoid seperti antosianin dan flavon.
Ketersediaan kloroplas pada daun lebih banyak
ditemukan pada jaringan mesofil bagian atas daun, sedangkan pada jaringan
mesofil bagian atas daun lebih banyak terdapat stomata. Keberadaan kloroplas
yang lebih banyak pada jaringan mesofil bagian atas daun karena bagian atas
daun mendapatkan paparan sinar matahari secara langsung untuk memicu terjadinya
proses fotosintesis. Mesofil dapat terdiferensiasi menjadi jaringan palisade
dengan faktor pendukung berupa air dan cahaya. Jaringan palisade
terdiferensiasi sempurna memanjang secara tegak lurus dengan epidermi dengan
susunan yang rapat serta banyak terdapat
kloroplas. (Ningsih dkk., 2011).
Klorofil merupakan salah satu pigmen pada tanaman yang
memberikan warna hijau serta memiliki peran penting dalam fotosintesis. Proses
fotosintesis merupakan proses biokimia yang paling penting, dimana tanaman
mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati) dari reaksi gas karbon dioksida dan
air dengan bantuan sinar matahari. Klorofil terdapat dalam beberapa jenis dalam
tumbuhan yang biasa dilambangkan dengan huruf-huruf alfabet (a, b, c, d).
Klorofil a memberikan warna hijau lebih gelap dan sangat penting dalam
fotosintesis dari pada klorofil b,c dan d (Drumbava et.al., 2012).
Dey et.al.
(2014) menyatakan bahwa karotenoid memiliki peran yang sangat penting bagi
tanaman, tanaman yang kekurangan karotenoid dapat menyebabkan terhambatnya
penyerapan energi cahaya serta perlindungan klorofil terhadap kerusakan sinar
yang berlebihan. Klorofil merupakan komponen penting untuk fotosintesis dan
terikat longgar untuk protein tetapi mudah diekstraksi dalam pelarut organik
seperti aseton atau eter.
Antosianin adalah pigmen yang dapat menghasilkan zat
pewarna yang alami dan aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung logam
berat. Pigmen antosianin merupakan pigmen yang memiliki sifat mudah terlarut
dalam pelarut polar. Pigmen ini yang dapat menampakkan warna pada suatu bunga
maupun daun, terdapat beberapa warna yang dapat ditampakkan oleh pigmen
antosianin diantaranya adalah warna oranye, merah muda, merah, dan ungu. Pigmen
antosianin dapat bersifat stabil pada pH asam (Kristiana dkk., 2012).
Antosianin adalah senyawa flavonoid yang memiliki
kemampuan untuk melindungi sel dari pancaran sinar ultra violet. Pigmen ini
terdapat pada bagian epidermis dan sel mesofil. Antosianin memiliki 110 jenis
yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu antosianidin, aglikon, dan
glukosida. Antosianidin yang berasal dari inti aglikon dari sigmen antosianin
memberikan warna merah, biru, dan kuning yang terdapat pada sayuran dan
buah-buahan. Antosianin dapat mengiduksi apoptosis atau kematian sel karena
pigmen ini memiliki struktur orto-dihidroksifenil pada cincin beta. Antosianin
memiliki peran sebagai antioksidan bagi kesehatan (Astawan dan Kasih. 2008).
Fretes dkk. (2012) menjelaskan bahwa pigmen dalam
tumbuhan dapat mengalami degradisasi baik klorofil maupun karotenoid. Pigmen
dapat didominasi oleh beberapa unsur yaitu klorofil, zeaxantin, likopen
kriptoxantin, Ξ±-kareton, Ξ²-kareton dan pikobilin. Intensitas cahaya, pH, suhu,
oksigen dan alkohol yang berlebihan dalam waktu yang cukup lama dapat memicu
klorofil dan karotenoid terdegradasi sehingga akan terjadi pemudaran warna pada
tanaman maupun bagian tanaman.
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang “Pemisahan
Pigmen dalam Daun dan Penetapan Kandungan Klorofil” dilaksanakan di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Jember pada hari Senin, 10 Oktober 2016, pukul 06.00 – selesai.
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1
Alat
1. Mortir
dan stamper
2. Neraca
Analitis
3. Corong
pemisah dan statif
4. Gelas
ukur
5. Labu
Ukur
6. Kuvet
3.2.2
Bahan
1. Daun tanaman berwarna kuning, hijau dan
merah
2. CaCO3
3. Aseton
4. Aquades
5. Petroleum eter
3.3 Cara
Kerja
1. Menimbang
1 gr daun tanaman yang telah ditentukan.
2. Menumbuk/menghaluskan
daun dengan mortar dan stamper serta diberi sedikit CaCO3.
3. Menambahkan
20 cc aseton. Larutan aseto yang berwarna hijau gelap disaring dengan kertas
filter untuk menghilangkan sisa – sisa saringan.
4. Menyiapkan
corong pemisah dan diisi dengan 10 – 25 cc petroleum eter dan letakkan berdiri.
5. Mengisi
10 – 15 cc larutan aseton dalam corong pemisah dan dicampur secara pelahan –
lahan. Tunggu hingga terjadi perubahan warna.
6. Memisahkan
kedua warna yang terbentuk ke dalam tabung yang berbeda.
Pengamatan
Mengamati dengan cermat warna-warna
yang terjadi pada corong pemisah. Menggambar kolom-kolom warna yang dilihat.
Kemudian mentetesi dengan aquadest, memperhatikan dan mencatat.
Membagi 3 bagian yang sama apabila
pigmen meraah, dan mentetesi bagian dengan larutan asam, satu bagian dengan
larutan basa dan membiarkan satu bagian lagi, catat perubahan yang terjadi.
Catatan:
1.
Klorophyl A =
Hijau kebiruan
2.
Klorophyl B =
Hijau kekuningan
3.
Xantophyt =
Kuning
4.
Karoten =
Oranye
5.
Anthosianin =
Merah atau Ungu (tergantung/ dipengaruhi lingkungan).
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
|
Sampel
Tanaman
|
Pigmen Warna Daun
|
|||
Klorofil a
|
Klorofil b
|
Xanthophil
|
Anthosianin
|
||
1.
|
Acalipa
|
5
ml
|
13
ml
|
-
|
-
|
2.
|
Puring
Kuning
|
4
ml
|
9,7
ml
|
5,5
ml
|
-
|
3.
|
Erpah
|
16
ml
|
8
ml
|
-
|
-
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum “Pemisahan Pigmen dalam Daun”, diperoleh data
bahwa daun acalipa mengandung klorofil a sebanyak 5 ml dan klorofil b sebanyak 13
ml. Kandungan klorofil pada daun acalipa menyebabkan daun acalipa nampak
berwarna hijau muda karena kandungan klorofil b yang memberikan warna hijau
kekuningan (hijau cerah) lebih banyak dari pada kandungan klorofil a yang
memberikan warna hijau kebiruan (hijau gelap). Klorofil merupakan pigmen yang
berperan untuk menyerap cahaya violet, biru, merah dan kemudian akan
memantulkan warna hijau pada daun (Sumenda dkk., 2011).
Daun
puring kuning memiliki klorofil a (hijau kebiruan) sebanyak 4 ml, klorofil b
(hijau kekuningan) sebanyak 9,7 ml.
Warna kuning pada daun puring karena adanya xanthopil yaitu sebanyak 5,5 ml.
Daun puring tampak berwarna lebih dominan terhadap kuning dikarenakan kandungan
xanthofil dan kandungan klorofil b yang lebih banyak dari pada klorofil a.
Xanthofil memberikan warna kuning dan klorofil b memberikan warna hijau
kekuningan sedangkan klorofil a memberikan warna hijau kebiruan sehingga warna
kuning pada daun puring kuning lebih dominan dari pada warna hijau (Iriyani dan
Nugrahani, 2014).
Daun
erpah memiliki 16 ml klorofil a dan klorofil b sebanyak 8 ml dan tidak
ditemukan kandungan anthosianin pada daun erpah yang pada umumnya berwarna
merah keunguan. Hal ini disebabkan karena daun yang digunakan untuk pemisahan
daun merupakan daun pucuk atau daun yang masih muda. Berdasarkan pengamatan
daun erpah memiliki kandungan klorofil total yang besar hal ini juga disebabkan
oleh daun yang digunakan. Kandungan antosianin pada daun yang berwarna merah
keunguan lebih sedikit dari pada daun yang berwarna hijau tua atau daun pada
bagian pangkal tanaman erpah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maulid dan Laily
(2015) bahwa kandungan antosianin pada tanaman bagian atas yang berwarna merah (daun
muda) lebih sedikit dari pada daun yang berwarna hijau.
Klorofil
merupakan salah satu pigmen yang memiliki peran penting dalam proses
fotosintesis. Proses fotosintesis terjadi pada klorofil yang disebut juga
sebagai zat hijau pada daun. Hal ini dikerenakan klorofil memiliki fungsi utama
pada tanaman yaitu untuk menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam
proses fotosintesis yaitu proses biokimia dimana tanaman mensistensi
karbohidrat dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari.
Oleh karena itu klorofil dapat ditemukan pada setiap daun, walaupun daun
tersebut tidak berwarna hijau (Maulid dan Laily, 2015).
Pigmen-pigmen
yang berada pada tanaman memiliki jumlah dan sifat yang berbeda-beda. Pigmen
yang paling banyak dijumpai ada tiga kelompok yaitu klorofil, karetonoid, dan
antosianin. Masing-masing dari pigmen tersebut memiliki sifat dan jumlah yang
berbeda pada tiap tanaman. Klorofil adalah pigmen yang memberikan warna hijau
pada tanaman dan berperan penting dalam proses fotosintesis. Klorofil pada
tanaman terdapat dua macam yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a biasanya
memberikan warna hijau kebiruan sedangkan klorofil b memberikan warna hijau
kekuningan. Sistem ikatan yang berseling mengitari cincin porfirin pada
klorofli sehingg memungkinkan molekul-molekul dapat menyerap cahaya dengan kuat
sehingga akan terjadi proses fotosintesis. Klorofil juga memiliki sifat fruoresensi
yaitu berwarna merah yang berarti warna larutan tersebut tidak berwarna hijau
pada cahaya yang diluruskan serta akan merah tua pada cahaya yang dipantulkan
(Yuniwati dkk., 2012).
Klorofil
yang berasal dari proplastida yaitu plastida yang belum dewasa yang berukuran
kecil dan serta hampir tidak berwarna. Klorofil terdapat pada kloroplas
terutama pada jaringan parenkim palisade dan parenkim spons daun. Kloroplas
pada tanaman yang terkena cahaya matahari akan mudah mengalami pembelahan. Terdapat
pigmen lainnya pada kloroplas tanaman seperti karotenoid dan xantofil. Karetonoid
marupakan salah satu pigmen alami yang dapat memberikan warna kuning, jingga
atau merah. Terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang menghubungkan struktur
cincin terminal. Golongan xantofil umumnya berwarna kuning, terutama pada jenis
tanaman buah-buahan yang kandungan xantofilnya lebih dominan dibandingkan
karoten. Selama dalam proses pematangan buah, jumlah xantofil akan mengalami
penurunan dan karoten meningkat. Karetonoid juga juga dikenal juga sebagai prekursor
vitamin A yang dikembangkan sebagai efek protektif melawan sel kanker, penyakit
jantung, mengurangi penyakit mata, antioksidan dan lain sebagainya (Iriyani dan
Nugrahani, 2014).
Antosianin merupakan pigmen yang memiliki sifat mudah
terlarut dalam pelarut polar seperti air, etanol, metanol dan lainnya. Pigmen
ini yang dapat menampakkan beberapa variasi warna pada suatu bunga maupun daun,
terdapat beberapa warna yang dapat ditampakkan oleh pigmen antosianin
diantaranya adalah warna oranye, merah muda, merah, dan ungu. Faktor lingkungan
juga berpengaruh pada warna yang dihasilkan. Pigmen ini dapat ditemukan pada
vakuola sel tanaman (Kristiana dkk., 2012).
Menurut Astawan dan Kasih (2008), antosianin termasuk
golongan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan untuk melindungi sel dari
pancaran sinar ultra violet, terutama pada
klorofil. Antosianin memiliki 110 jenis yang dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar yaitu antosianidin, aglikon, dan glukosida. Antosianidin yang
berasal dari inti aglikon dari sigmen antosianin memberikan warna merah, biru,
dan kuning yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Antosianin dapat
mengiduksi apoptosis atau kematian sel karena pigmen ini memiliki struktur
orto-dihidroksifenil pada cincin beta. Antosianin memiliki peran sebagai
antioksidan bagi kesehatan.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap
daun memiliki kandungan pigmen yang berbeda-beda dengan jumlah dan sifat yang
berbeda-beda pula. Pigmen yang dapat ditemukan pada daun terdapat tiga pigmen
yaitu klorofil, karetonoid dan antosianin. Satiap daun memiliki kandungan
klorofil walaupun daun tersebut tidak berwarna hijau karena klorofil merupakan
pigmen yang memiliki peran utama dalam proses fotosintesis. Klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan sebagai proses biokimia dalam menghasilkan makanan
bagi tanaman itu sendiri. Pigmen karetonoid memberikan warna kuning atau orange
sedangkan pigmen antosianin memberikan warna merah sampai ungu.
5.2 Saran
Penggunaan
daun erpah harus benah-benar di koreksi terlebih dahulu, apakah daun yang
digunakan telah tepat atau kurang tepat. Akan lebih baik apabila penjelasan
mengenai materi diperjelas lagi dan setelah melakukan pengamatan di tanyakan
atau diberi tahu mengapa pada daun erpah tidak terdapat pigmen antosianin.
DAFTAR
PUSTAKA
Astawan, M., dan A. L. Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan.
Jakarta: Gramedia Pusat Utama.
Dey, S., P. B. Mazumber, and S. B. Paul.
2014. Effect of Copper on Growth and
Chlorophyll Content in Tea Plants (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze). Natural and Social Sciences, 2(5):
223-230.
Dumbrava, D. G., C. Moldovan, D. N. Raba,
and M. V. Popa. 2012. Vitamin C,
chlorophylls, carotenoids and xanthophylls content in some basil (Ocimum
basilicum L.) and rosemary (Rosmarinus officinalis L.)
leaves extracts. Agroalimentary Processes
and Technologies, 18(3): 253-258.
Fretes, H.D., AB. Susanto, B. Prasetyo,
Heriyanto, H.P. Tatas, Brotosudarmo, dan L. Limantara. 2012. Estimasi Produk
Degradasi Ekstrak Kasar Pigmen Alga Merah Kappaphycus alvarezii (Doty)
Doty Varian Merah, Coklat, dan Hijau: Telaah Perbedaan Spektrum Serapan. Ilmu Kelautan, 17(1): 31-38.
Iriyani, D, dan P. Nugrahani. 2014. Kandungan Klorofil, Karotenoid, Dan Vitamin C
Beberapa Jenis Sayuran Daun Pada Pertanian Periurban Di Kota Surabaya. Matematika, Sains dan Teknologi, 15(2):
84-90.
Kristiana, D. K., S. Ariviani, dan L. U.
Khasanah. 2012. Ekstraksi Pigmen
Antosianin Buah Senggani (Melastoma Malabathricum Auct. non Linn) Dengan
Variasi Jenis Pelarut. Teknologi Pangan,
1(1): 105-109.
Maulid, R. R. dan A. N. Laily. 2015. Kadar Total Pigmen Klorofil dan Senyawa
Antosianin Ekstrak Kastuba (Euphorbia pulcherrima) Berdasarkan Umur
Daun. Biologi, 1(3): 225-230.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Ningsih, R., I.
Darwati, R. Megia, dan I. Roostika. 2011. Karakter Anatomi Daun Kultur
Purwoceng Pascakonservasi In Vitro.
Plasma Nutfah, 17(1): 30-39.
Sumanta, N., C. I. Haque, J. Nishika, and
R. Suprakash. 2014. Spectrophotometric
Analysis of Chlorophylls and Carotenoids from Commonly Grown Fern Species by
Using Various Extracting Solvents. Chemical
Sciences, 4(9): 63-69.
Sumenda, L., H. L. Rampe, dan F. R.
Mantiri. 2011. Analisis
Kandungan Klorofil Daun Mangga (Mangifera indica L.) pada Tingkat
Perkembangan Daun yang Berbeda. Biologis,
1(1): 20-24.
Yuniwari, M., A.
W. Kusuma, dan F. Yunanto. 2012. Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Zat Pewarna
Dalam Daun Suji Dengan Pelarut Etanol. Sains
dan Teknologi, 3(2): 1-7.
πππππππ
BalasHapus